Kesetaraan

Home schooling Bukan Lagi Hal Baru

Istilah homeschooling berasal dari bahasa Inggris yang berarti sekolah rumah tapi  berakar dan tumbuh di Amerika Serikat.
Istilah lain dari homeschooling adalah home education, home based learning, sekolah rumah atau sekolah mandiri. Pengertian umum homeschooling adalah model pendidikan dimana sebuah keluarga memilih untuk bertanggung jawab sendiri atas pendidikan anaknya dengan menggunakan rumah sebagai basis pendidikannya. Dalam pengertian tersebut yang wajib digaris bawahi adalah kata keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab.
Peran dan komitmen total orangtua sangat dituntut. Selain pemilihan materi dan standar pendidikan sekolah rumah, mereka juga harus melaksanakan ujian bagi anak-anaknya untuk mendapatkan sertifikat, dengan tujuan agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.
Filosofi yang mendasari berdirinya homeschooling adalah “pada dasarnya manusia adalah makhluk belajar dan senang belajar. Tidak perlu ditunjukkan bagaimana caranya, manusia selalu belajar dengan caranya sendiri. Yang membunuh kesenangan belajar adalah orang-orang yang berusaha menyelak, mengatur, dan mengontrolnya.” (John Cadlwell Holt dalam bukunya How Children Fail, 1964).
Dipicu oleh filosofi tersebut, pada tahun 1960-an terjadilah perbincangan dan perdebatan luas mengenai pendidikan sekolah dan sistem sekolah. Sebagai guru dan pengamat anak dan pendidikan, Holt mengatakan bahwa kegagalan akademis pada siswa tidak ditentukan oleh kurangnya usaha pada sistem sekolah, tetapi disebabkan oleh sistem sekolah itu sendiri.
Pada waktu yang hampir bersamaan, akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, Ray dan Dorothy Moor melakukan penelitian mengenai kecenderungan orang tua yang menyekolahkan anaknya lebih awal (early childhood education).

Penelitian mereka menunjukkan bahwa memasukkan anak-anak pada sekolah formal sebelum usia 8-12 tahun bukan hanya tak efektif, tetapi sesungguhnya juga berakibat buruk bagi anak-anak, khususnya anak-anak laki-laki karena keterlambatan kedewasaan mereka.
Setelah pemikirannya tentang kegagalan sistem sekolah mendapat tanggapan luas, Holt sendiri kemudian menerbitkan karyanya yang lain ‘Instead of Education; Ways to Help People Do Things Better’, (1976). Buku ini pun mendapat sambutan hangat dari para orang tua homeschooling di berbagai penjuru Amerika Serikat. Pada tahun 1977, Holt menerbitkan majalah untuk pendidikan di rumah yang diberi nama: ‘Growing Without Schooling’.
Serupa dengan Holt, Ray dan Dorothy Moore kemudian menjadi pendukung dan konsultan penting homeschooling. Setelah itu, homeschooling terus berkembang dengan berbagai alasan. Selain karena alasan keyakinan, pertumbuhan homeschooling juga banyak dipicu oleh ketidakpuasan atas sistem pendidikan sekolah formal.
Perkembangan homeschooling di Indonesia belum diketahui secara persis karena belum ada penelitian khusus tetang akar perkembangannya. Dalam pengertian homeschooling ala Amerika Serikat, diperkirakan sekolah rumah di Indonesia muncul sejak tahun 1990-an.
Namun jika dilihat dari konsep homeschooling sebagai pembelajaran yang tidak berlangsung di sekolah formal alias otodidak, maka sekolah rumah bukan merupakan hal baru. Banyak tokoh-tokoh sejarah Indonesia yang sudah mempraktekkan homeschooling seperti KH. Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Buya Hamka.
Sampai hari ini, perkembangan homeschooling di Indonesia sangat dipengaruhi oleh akses terhadap informasi yang semakin terbuka dan membuat para orang tua memiliki semakin banyak pilihan untuk pendidikan anak-anaknya.

sumber :
http://www.oktomagazine.com/oktofamily/education/2149/home.schooling.bukan.lagi.hal.baru